Bulan Oktober, Momentum Meneguhkan Sikap Positif Berbahasa

Jumat, 18 Oktober 2024 14:36 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content
Peringatan bulan bahasa 2022 di taman bacaan
Iklan

Bulan Bahasa dapat dijadikan sebagai momentum untuk membangun kembali kesadaran dan sikap positif terhadap bahasa daerah dan bahasa Indonesia. Penting bagi masyarakat, terutama generasi muda, untuk memahami bahwa menggunakan bahasa daerah bukan hanya soal komunikasi, tetapi juga soal identitas dan kebanggaan. Demikian pula, bahasa Indonesia harus terus dikembangkan sebagai alat komunikasi ilmiah, sosial, dan budaya yang modern, tetapi tetap sesuai dengan nilai-nilai kebangsaan.

***

Setiap bulan Oktober, Indonesia merayakan Bulan Bahasa sebagai bentuk penghargaan dan penguatan identitas kebangsaan melalui bahasa. Momen ini tak hanya memperingati sejarah penting lahirnya bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan, tetapi juga menyoroti peran bahasa daerah yang sangat kaya dan beragam.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dalam konteks globalisasi, di mana arus informasi dan budaya asing sangat mudah memengaruhi, Bulan Bahasa menjadi momentum penting untuk memperkuat sikap positif terhadap penggunaan bahasa Indonesia dan bahasa daerah.

Sejarah Bulan Bahasa

Bulan Bahasa diperingati setiap Oktober untuk mengenang peristiwa penting dalam sejarah Indonesia, yaitu Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928. Sumpah Pemuda menegaskan tiga poin utama: bertumpah darah satu, berbangsa satu, dan berbahasa satu, yaitu bahasa Indonesia. Sejak saat itu, bahasa Indonesia diakui sebagai bahasa pemersatu yang mampu merangkul keberagaman suku dan budaya di Indonesia. Di sinilah peran bahasa Indonesia menjadi sangat penting, baik sebagai alat komunikasi nasional maupun sebagai simbol identitas bangsa.

Peran Bahasa Daerah

Meskipun bahasa Indonesia memegang peran sebagai bahasa resmi dan nasional, keberadaan bahasa daerah tidak bisa diabaikan. Indonesia adalah salah satu negara dengan keragaman bahasa terbanyak di dunia, dengan lebih dari 700 bahasa daerah. Bahasa daerah merupakan kekayaan budaya yang merefleksikan cara berpikir, adat istiadat, dan sejarah panjang suatu masyarakat. Setiap bahasa daerah membawa serta nilai-nilai lokal yang penting untuk dilestarikan.

Namun, di tengah arus globalisasi dan dominasi bahasa-bahasa asing, bahasa daerah semakin terpinggirkan. Banyak generasi muda yang mulai meninggalkan bahasa daerah karena dianggap kurang relevan atau sulit digunakan dalam konteks modern. Hal ini menimbulkan keprihatinan bahwa sebagian bahasa daerah terancam punah, yang pada akhirnya akan berdampak pada hilangnya bagian penting dari identitas budaya bangsa.

Sikap Positif terhadap Bahasa Daerah dan Bahasa Indonesia

Bulan Bahasa dapat dijadikan sebagai momentum untuk membangun kembali kesadaran dan sikap positif terhadap bahasa daerah dan bahasa Indonesia. Penting bagi masyarakat, terutama generasi muda, untuk memahami bahwa menggunakan bahasa daerah bukan hanya soal komunikasi, tetapi juga soal identitas dan kebanggaan. Demikian pula, bahasa Indonesia harus terus dikembangkan sebagai alat komunikasi ilmiah, sosial, dan budaya yang modern, tetapi tetap sesuai dengan nilai-nilai kebangsaan.

Sikap positif terhadap bahasa dapat diwujudkan melalui berbagai cara, seperti:

Pelestarian dan Penggunaan Aktif: Bahasa daerah perlu digunakan dalam kehidupan sehari-hari, terutama di lingkungan keluarga dan komunitas lokal. Pengajaran bahasa daerah di sekolah-sekolah juga perlu diperkuat agar generasi muda memiliki keterampilan bilingual yang baik.

Pengembangan Media dan Teknologi: Di era digital ini, bahasa daerah dan bahasa Indonesia perlu disesuaikan dengan perkembangan teknologi. Membuat konten digital, seperti aplikasi, permainan, atau video edukatif dalam bahasa daerah dan bahasa Indonesia dapat menarik minat generasi muda.

Pemberian Penghargaan: Pemerintah dan berbagai pihak dapat memberikan penghargaan kepada individu atau komunitas yang berperan dalam pelestarian bahasa daerah dan pengembangan bahasa Indonesia, sebagai bentuk apresiasi atas kontribusi mereka.

Tantangan dalam Meningkatkan Sikap Positif Berbahasa

Meskipun penting, upaya meningkatkan sikap positif berbahasa daerah dan Indonesia bukan tanpa tantangan. Globalisasi dan penetrasi budaya asing yang begitu kuat sering kali menjadikan bahasa asing lebih diminati karena dianggap lebih prestisius atau lebih berguna di dunia profesional. Hal ini menyebabkan adanya degradasi sikap terhadap bahasa daerah dan bahasa Indonesia di kalangan generasi muda.

Selain itu, bahasa daerah kerap kali tidak memiliki dokumentasi yang baik sehingga sulit untuk diajarkan secara formal. Tidak semua daerah memiliki sumber daya untuk melakukan pelestarian bahasa secara sistematis, sehingga ada banyak bahasa yang terancam punah dalam waktu dekat jika tidak ada tindakan yang cepat.

Peran Pendidikan dan Masyarakat

Sekolah dan institusi pendidikan memegang peran penting dalam upaya pelestarian bahasa daerah dan peningkatan sikap positif terhadap bahasa Indonesia. Kurikulum yang mendukung pengajaran bahasa daerah dan bahasa Indonesia harus dibuat lebih menarik dan kontekstual agar siswa tidak hanya memahami bahasa dari segi teknis, tetapi juga memahami pentingnya dari segi budaya dan identitas.

Masyarakat, khususnya keluarga, juga memiliki peran besar dalam menanamkan kebiasaan berbahasa daerah sejak dini. Ketika anak-anak terbiasa menggunakan bahasa daerah di rumah, mereka akan merasa lebih nyaman dan bangga dengan bahasa tersebut.

Masa Depan Bahasa Daerah dan Bahasa Indonesia

Dalam konteks masa depan, bahasa daerah dan bahasa Indonesia harus terus dikembangkan agar tetap relevan dengan perkembangan zaman. Perkembangan bahasa Indonesia, misalnya, perlu beradaptasi dengan terminologi-terminologi baru yang muncul di era digital dan teknologi. Sementara itu, bahasa daerah perlu didokumentasikan dan diangkat ke dalam media-media modern agar bisa terus eksis.

Bulan Bahasa diharapkan dapat menjadi momentum penting untuk menggerakkan kesadaran kolektif masyarakat tentang pentingnya menjaga dan melestarikan bahasa daerah serta memperkuat posisi bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan. Sikap positif terhadap bahasa bukan hanya sebuah tanggung jawab individu, tetapi juga tanggung jawab bersama dalam menjaga identitas bangsa di tengah derasnya arus globalisasi.

Oktober sebagai Bulan Bahasa adalah kesempatan untuk memperkuat kesetiaan, kebanggaan, dan kesadaran terhadap norma berbahasa, baik dalam penggunaan bahasa Indonesia maupun bahasa daerah. Di era modern, ketika globalisasi mengancam kearifan lokal, sikap positif terhadap bahasa daerah dan bahasa Indonesia menjadi sangat penting. Melalui pendidikan, partisipasi aktif masyarakat, dan dukungan teknologi, kita dapat menjaga keberagaman bahasa sebagai salah satu kekayaan budaya Indonesia dan mewariskannya kepada generasi mendatang.

Bagikan Artikel Ini
img-content
Dedi Febriyanto

Penulis yang menyukai puisi

1 Pengikut

img-content

Maniak Dosa

Senin, 2 Desember 2024 05:43 WIB
img-content

Selamat Hari Guru, Pak, Bu

Selasa, 26 November 2024 13:34 WIB

Baca Juga











Artikel Terpopuler